Mencoba sadar bahwa aku menjejak bumi, bukan karena aku punya sesuatu yang menyebabkannya, namun hanya karena aku merasa bahwa teramat istimewa. Padahal langit tertinggi yang mampu kusentuh hanya tempurung kotak yang kudiami, katak dalam tempurung, lumayan sih untuk hidup sayangnya tidak cukup untuk melompat, berputar, bahkan terbang, dan aku sudah nyaman hanya dengan meringkuk saja Sampai punggungku bongkok dan lumutan-pun aku masih nyaman-nyaman saja. Di tempurung itu toh tidak ada kodok lain sama sekali jadi aku bebas, aku yang ditasbihkan menjadi yang terbaik. We ke ke ke ke ke my onw kingdom, menjadi raja buat diri sendiri dengan segala keakuannya.
Kemarin ada yang membuka tempurungku, dan sebenarnya aku bingung. Itu artinya aku menerima sebuah kemerdekaan. Seperti budak belian, aku sudah bisa berputar, berjumpalitan tanpa arahpun tak ada batasan, merdeka. Aku melongok keluar melihat, langit tinggi sekali......
Aku diam lama, harus melompat kemana? atau hanya sekedar melompat saja? belum juga memutuskan untuk lompat, sekawanan binatang aneh lewat, badannya besar dan montok ruar biasa, mungkin aku hanya sebesar upilnya. Telinganya lebar, hidungnya panjang. KUdengar orang berteriak-teriak. Gajah!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!, aku menutup kembali tempurungku, takut....., padahal kan selama ini aku tidak takut aku aman.
Ku buka lagi saat tak lagi kudengar derap langkah, dengan takut-takut aku melompat. Waw bau tanah, bau rumput wangiiiiiii, ini kemerdekaan. Seekor bangkong datang, duduk didepanku, apa peduliku dengannya? biarkan saja toh aku adalah raja, tak perlu takut. Aku melompatinya, membiarkannya. Belum juga aku menjejak bumi, bangkong itu, melompat menindih tubuhku. Aku gepeng
Jumat, 06 Februari 2009
MENGGAPAI LANGIT ATAU?
Diposting oleh supriyanto danurejo di 03.46
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar