CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Senin, 27 April 2009

KULDESAK


Kebuntuan tengah menimpa, bukan hanya pada diriku namun pada beberapa orang yang kukenal. Sebenarnya aku belum sempat merenung untuk menguraikan kuldesak-jalan buntu. Hidup terlalu indah dibuat buntu karena ternyata kreator kebuntuan adalah manusia dan keadaan. "The secret" bilang bahwa ketika kita berpikir positif dan menanamkan kepositifan dalam hidup maka alam akan meresponnya mengirimkan energi positif yang tidak pernah habis. Seorang bertanya padaku "apa yang haru kulakukan?" Dia tengah mengalami kebuntuan dan belum juga menemukan celah untuk beringsut. Aku bukan siapa-siapa dan tak punya penerang ataupun alat gali untuknya keluar dari kebuntuan itu. Mungkin untuk menghentikan kebuntuan itu bisa saja mendadak muncul sebuah celah yang bisa di lewati atau membuat celah dengan merobohkan kebuntuan itu.
Harusnya percaya bahwa buntu bukanlah akhir dari semua, buntu hanya sebuah proses yang memunculkan kreatifitas, dalam keadaan buntu kadang muncul tenaga yang luar biasa diluar kontrol kita yang kemudian menciptakan solusi baru. Muara dari kebuntuan itu Tuhan dan nalar. PIkiran dengan daya-nya menguraikannya kuldesak, memberikan celah baru.
Namun ketika buntu itu menyergapku, menyerahlah aku pada hidup, meratap mengurai air mata, seolah tuhan menjatuhiku setumpuk beban tak terselesaikan dan tidak adil. Padahal adil-Nya kadang tak dapat diterjemahkan dengan pengetahuan kita.
Bos-ku pernah bilang duduk santai bersila, pejamkan mata ambil nafas tahan dan hembuskan perlahan-lahan sambil memusatkan pikiran pada yang Maha, maka rilex-lah pikiran dan tubuhmu, di sana akan didapati sesuatu yang berbeda yang kadang memecahkan kebuntuan. Lebih baiknya Shalatlah dan berserah sebab di dalamnya ada berjuta kebaikan.

Rabu, 22 April 2009

KESALAHAN YANG BERULANG



Sedih...... Itu rasaku yang muncul tengah malam kemarin, sedih karena aku terlambat menyesal dan kemudian instropeksinya. Bagaimana seharusnya? Salah yang berulang sangat manusiawi, tapi karena humanism itu akankah tetap melakukan salah dan kemudian terlambat menyadarinya? Aku telah memasang sebuat alat dalam maya benakku, suatu daftar yang bisa ditabulasikan untuk menghitung berapa kali error terjadi dan berapa kali instropeksi terjadi. Sesal dan instropeksi datang saat sadar dan malah kecenderungan saat emosi menukik tajam jatuh kedalam jurang. Kealpaan terjadi dalam sadar dan nikmat kita yang mengawang tinggi seolah tak berbatas. Bagaimana caranya untuk melakukan persilangan pada kedua bagian tersbut? yaitu saat sesal dan instropeksi mendatangi adalah waktu berada dalam posisi paling tinggi dan paling akbar dengan kestabilan emosi dan dengan sadar pula berkata bahwa yang manusiawi adalah yang melakukannya, sednagkan yang tidak manusiawi adalah yang mengabaikannya.
Manusia yang cerdas adalah manusia yang tidak melakukan kesalahan yang berualang. Tapi ternyata aku melakukannya terus, kesalahan karena aku ingin di anggap ada sebab ternyata dianggap ada itu penting dan ketika aku mencoba membantu. Mungkin aku masih terlalu lugu polos dan diam saja sehingga semakin teraniaya, ataukah semua kesalahan itu adalah kewajaran?

Senin, 20 April 2009

KENDALI MULUT ITU RASA DAN OTAK

Berapa kali aku terjebak pada situasi, dimana otak dan mulut tidak sinkron, atau tidak sejalan, mungkin terjadi stagnasi di antaranya, semacam kekalutan dan kebingungan yang menyebabkan ketidak sinkronan antara keduanya. Otak merupakan kuasa dari segala kuasa tubuh, ketika terjadi gangguan di dalamnya barulah kemudin kekacauan terjadi yang menyebabkan banyak kakacauan dalam sistem kita sistem tubuh kita yang menjadikan banyak hal terganggu apapun itu. Sebenarnya otak menjadi kendali bagi mulut untuk berbicara, saat hati teringkari untuk menjujurkan apa yang seharusnya jujur, pengingkaran itu terjadi di mulut dari setiap kalimat yang keluar tidak akan sesuai dengan apa yang ada di seluruh dunia ini, segala yang buruk tanpa pernah memperdulikan lawan bicara kita, perasaannya atupun kondisinya.
Idealnya sebelum berbicara ataupun mengatakan sesuatu, kembalikan semuanya dengan hati, perasaan dan nalar serta logika. Sedihnya adalah ketika otak telah menyusun serangkai kalimat yang terkonsep dengan indah dan teratur, mendadak terjadi stagnasi dan yang lantas keluar adalah semacam kalimat tak berisi, yang seringnya menjadi bahan cemoohan dan tertawaan.
Belajar untuk mengendalikan otak untuk mampu mengendalikan mulut

Minggu, 19 April 2009

BERGANTI HARI


Masih ada 2 hari lagi untuk menikmati umur 25-ku, sebab di tanggal 22 aku tak lagi berumur 25. Waktu cepat sekali berlalu, detik, menit, jam, windu seolah baru kemarin hari ketika aku menjejak tanah, berjalan berlari dan sekarang aku telah merenta, dengan semua isi kepala yang terkotori dan perilaku yang dimasukkan dalam tabulasi dosa. bukan lagi sosok bening yang hening.
Apakah arti usia, penambahan sekaligus pengurungannya yang diselebrasi setiap tahun itu bermakna apa? Selain bergantinya tubuh tambahan untuk cara pandang dan literasi, apakah maknanya selain mendekati mati? Sebenarnya tahun ini sangat crusial bagiku, karena menurutku manusia harus melakukan perayaan umurnya saat berumur 17, 25, 35 dan 50. Itu artinya aku telah melampaui 2 periode perayaan. 17 untuk berganti hari untuk mengerti hidup, 25 untukku mendewasai kehidupan. 35 Untuk memberi kehidupan, 50 untuk menyemai kehidupan. Namun aku masih ragu, apakah aku telah mengerti kehidupan dengan semua lembut keras dan indah buruknya? Begitu banyak hal yang tak habis untuk ku mengerti dari 17-25, dan sekarang disamping aku harus mengerti hidup aku harus mendewasai hidup. Bagaimana caranya? dengan berbagi dan membagi-kah?
Umur adalah rentetan hari yang berganti, semua indah dan buruknya, menempaku menjadi seorang yang tak pernah kehabisan bahan bacaan. Umur ya umur, berganti ya berganti, tak ada yang mampu menahan hari berubah, padahal maunya berhenti di masa paling indah dalam periode kehdupan. Periode itu tentu berbeda bagi masing-masing individu, bagiku sebagai manusia dengan segala rakus dan nafsunya aku belum menemukan indah hari ketika aku ingin menghentikan waktu, hanya dalam mimpi.
Merayakan periode bergantinya usia dengan apakah aku tahun ini? perenungan sajakah? Membuka album masalalu dan kemudian menganalisa atau membuat resolusi, atau mengabaikannya saja? Usia kan bukan sebuah patokan namun ternyata hidup-pun butuh acuan.
Dedaunan mengingatkanku pada hidup, pucuk, mekar, menua dan gugur dan umur adalah hari yang berganti mengiringinya

Jumat, 17 April 2009

VITAMIN B

Minggu ini setelah pemilu usai menyisakan setumpuk masalah karena berbagai macam regulasi dan kekurang cermatan komisi pemilihan umum ditambah juga kekurangdewasaan publik dalam menyikapinya, environmentku berdiam sedang meramaikan vitamin B dan vitamin K. Tadinya aku pikir bahwa vitamin B ini adalah sesuatu yang benar-benar "vitamin" yang benar-benar memiliki manfaat bagi eksistensi tubuh dan kehidupan kita. Tapi ternyata vitamin itu adalah sesuatu yang bukan real vitamin dalalam artian harfiah namun ya sesuatu yang beroengaruh sekali dalm kesehatan jiwa dan tubuh kita/ kami. Pada akhirnya aku mneyadarainya, bahw vitamin B ini adalah vitamin annual/ vitamin tahunan yang didapatkan dari hasil fermentasi energi dan kerja keras selam satu tahun, dengan mengorbankan waktu, kesehatan dan bahkan kadang harga diri, dengan point of view dari isi kepala orang lain yang menjadi partner simbiosis kita, yang pada akhirnya memberikan ikhtisar we are deserve or not for those vitamine. Ternyata pada masing-masing orang vitamin itu berbeda-beda dinilai berdasarkan entah penilaian subyektif atau obyektif aku tidak tahu, mungkin ada faktor like and dislike, prestasi, nilai kontribusi dan finally akhirnya pada kebiasaan dan manner (mungkin). Hanya saja karena semuanya bersifat tidak pasti alias tidak ada tolak ukur yang jelas maka kejadiannya menjadi begitu rancu penerimaannya dan karena belum ada kepastian pasti maka kejadiannyapun tak kalah rancu, haruskah aku menjadi apatis pada lingkungan dan tak menhiraukan klasifikasi itu agar aku tetap terarah dan tidak berganti haluan menjadi kaum oposisi?
Vitamin B & K sedang menjadi desas desus yang santer dan terus menerus mengisi kepala, jiwa kesadaran dan alam bawah sadar dari kami semua, pada akhirnya kami mengukur nilai dan diri kami sendiri dari vitamin B & K yang kami terima.Aku hanya berspekulasi dan pada akhirnya ada semcam ketidakpuasan yang muncul dan selalu ditelan sendiri karena biasanya simbiosis mutualisme sekalipun ada salah satu pihak yang merasa tidak puas, atau satu sama lain saling tidak puas meskipun pada dasarnya masing-masing mendapatkan manfaat.
Jadi sekarang mari menunggu saja " menunggu"

Sabtu, 11 April 2009

PINTU TERLARANG

Hari ini aku pulang dari Bandung, dengan serpihan luka yang mendera (drama), sepanjang kereta aku tak mampu menahannya, rasanya gila, tak bisa terbantahkan lagi bahwa aku patah hati, padahal sekali lagi aku sudah mencoba untuk tidak merasakannya dengan menekan dan mengabaikannya, namun yah ternyata mencoba menjadi robot bukan sesuatu yang mudah, tanpa rasa itu sesuatu yang mustahil karena pada dasaranya aku manusia dengan semua emosi nafsu dan kepekaaan rasa.
Baru rabu kemarin Bos memanggilku dan mengatakan bahwa nikmati saja apa yang kamu dapatkan di hidup ini, toh kita tak bisa melakukan apapun selain melakukan yang terbaik dan menikmatinya saja, karena itu merupakan jalan mensyukuri nikmat tuhan. Tapi ternyata ada satu waktu yang membuat tak mampu menerima keadaan itu. Sebenarnya semua berawal dari sebuah kesalahan, mulanya begini, kami berdiam dalam ruang tanpa pintu yang indah, Ruang itu sudah menjadi terlalu indah meski tanpa pintu, hiperbolanya seperti surga karena tak ada batasan, semua mengalir dalam sebuah sungai bermuara pada air terjun. Tapi tanpa sadar ada sebuah pintu yang muncul, berawal dari siluet, berubah menjadi sketsa berakhir dengan nyata lengkap dengan tekstur dan kuncinya. Sayangnya pintu itu hanya aku yang melihat dan terlarang, sudah kucoba untuk menghapusnya namun aku tak mampu, akhirnya kulabeli pintu itu sebagai pintu terlarang, yang didalamnya adalah misteri yang mungkin menghancurkan keindahan.
Kemarin-kemarin aku mendengar suara-suara dari balik pintu terlarang itu, hari ini aku melihat pintu terlarang itu berangsur musnah. Mestinya aku tak hatus sakit sebab toh aku tak mampu membuat pintu itu terbuka. Aku tak harus membebaninya aku hanya tinggal terima..