Hidup dipenuhi dengan pilihan, dan mungkin tanpa memilih kita tidak hidup. Seringnya pilihan-pilihan yang disodorkan pada kita kadang tak diketahui mana baiknya atau buruknya, barulah ketika kita menjalani yang terpilih itu kita tahu bahwa kita benar atau salah. KIta yang menentukan pilihan itu bukan orang lain, kita yang mengendalikannya, meski kadang kita meminta saran ataupun masukan, namun kitalah algojonya.
Berapa kali terjatuh? Bukan sekali, tapi berkali-kali. Bagiku yang paling tahu kebaikan akan pilihan yang kita pilih adalah yang menjalani. Sesal tak akan dilemparkan pada yang lain. Beruntunglah bagi orang yang mampu menganalisa dan punya waktu untuk memilih dan punya pilihan. Sebab seringkali kita terjebak dan tak punya pilihan. Bagiku hidup itu mati saat diam saja dicocok hidungnya untuk mengikuti yang sudah ditentukan. Bukan pengingkaran pada kuasa Tuhan. Ia sang maha memilih, Ia yang punya pilihan-pilihan, namun kita diberi pilihan.
Jujur saja aku bukan seorang pemilih yang baik. Aku seperti daun yang terombang-ambing ombak dan angin, hanya mengikuti arus yang mengalir, Aku tak cukup mampu menganalisa pilihan-pilihan, hingga kadang dengan putus asa setelah melewati waktu yang lama aku memilih yang lantas salah. Aku belum juga mampu menganalisa, sebab seringnya kejadian-kejadian tidak terulang lagi. Istilah belajar dari kesalahan bila kondisinya berulang, namun bila sejarah tidak berulang dan semua yang dihadapi termasuk pilihan baru maka apa yang harus aku lakukan? Berbagi?
Senin, 02 Februari 2009
MENENTUKAN PILIHAN
Diposting oleh supriyanto danurejo di 02.33
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar