Waduh-waduh saya lagi kebingungan nih. Sebagai manusia -sebagai pribadi- seringkali menyerah menghadapi hidup, kenapa? Ketika menemukan konflik, masalah dan kemudian beruntun dihantam lagi-lagi dan lagi tak henti-henti. Sebagai manusia wajarkan bila saya mengeluh? Itu sisi paling manusiawi, sebab hakikat menjadi manusia bagiku adalah wajar bisa mengeluh.
Mungkin yang harus dipastikan adalah porsinya, porsi mengeluh itu sangat luas dan bervariatif. Bisa sebesar biji kedelai juga bisa sebesar kuda nil. Mungkin dengan berkeluh kesah menjadi tahu, menjadi bisa belajar, mendapatkan tambahan referensi dari orang lain yang kemungkinan memiliki naskah hidup yang lebih besar.
Tanpa mengeluh bukan berarti manusia menjadi sangat kuat, seperti batu, seperti gunung. Atau mungkin ia tidak hidup sebab ia tidak punya apa-apa untuk dikeluhkan. Sekali lagi bagiku sangat manusiawi mengeluh namun tahu porsinya, sehingga mengeluh tidak menjadi gaya hidup. Hanya kebutuhna sekali dua kali saja.
Senin, 02 Februari 2009
MEMAKNAI HIDUP DENGAN MENGELUH
Diposting oleh supriyanto danurejo di 21.39
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
Mengeluh bukanlah satu2nya jalan keluar. Toh dengan mengeluhpun masalah belum tentu terselesaikan:)
Posting Komentar