Hari ini aku rasanya ingin sekali meledak, marah-marah.............................................
Aku galau, lelah, tertekan, dan semuanya yang menyebalkan berdatangan.
Hari ini aku berjejal dalam sebuah ruang seperti pengungsi ROHINGYA yang berjejal dalam perahu berhari-hari hingga tak ada tempat untuk duduk setelah diterlantarkan oleh THAILAND, terus berdiri berhari-hari diatas perahu tanpa akomodasi (makanan). Ada beberapa pilihan memang, menunggu ambruk /mati karena kelelahan berdiri atau terjun ke laut berharap ada keajaiban, Tuhan mengirimkan perahu lain, sang penolong. Tak ada pilihan yang indah akhirnya hanya tinggal menunggu seleksi alam, apakah kebaikan Tuhan akan datang atau tergerus oleh seleksi itu.
Aku ingin mengelola marahku, namun hari ini aku tidak bisa, aku gagal mengelolanya, dan yang membuatku marahpun mungkin tak juga mengerti bahwa aku marah. Kalau aku punya kesempatan (keberanian) untuk memberitahu aku mau, tapi sayangnya dogma bahwa itulah kewajibanku sudah tertanam dalam-dalam, dan mungkin mereka malah bertanya balik mengapa aku harus marah-marah.
Itulah takdir atau malah satu keindahan menjadi bagian terbawah dari rantai makanan yang tidak mengurai apapun-muara hulu-. Meminjam istilah temen ku "karena solider akhirnya soliter" pertanyaannya apakah aku terlalu solider? Rasanya aku memang sudah soliter, dan susah mencari yang solider padaku.
Mengelola marah itu harus bagaimana sih sebenarnya. Ambil nafas dalam-dalam, taruh kemarahan diujung genggaman dan hantamkan genggaman itu pada orang ataupun lingkungan yang membuatmu marah. Atau ambil nafas dalam-dalam, atur nafasmu satu-satu, pejamkan mata, rilexkan badanmu, biarkan marahmu mengepul seperti udara, ambil nafas, tahan, hembuskan, ambil nafas tahan hembuskan, ambil nafas tahan!!
Rabu, 18 Februari 2009
MARAH?
Diposting oleh supriyanto danurejo di 20.37
Label: Danurejo's mind
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar