CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Jumat, 16 Januari 2009

BOX, BOXES AND PYRAMID

Kemarin aku menerima nasi dus (box) dari tetangga, isinya nasi yang dibungkus daun (timbel), ayam goreng bagian dada, sambal goreng kentang, tumis buncis, sambal, kerupuk dan sebuah pisang. Hemmmmm uenak, untuk anak kos (meskipun sudah bekerja) aku mengkategorikan sebagai makanan mewah sebab paling tidak nilai gizi ataupun persyaratan sebagai makanan sehat (empat sehat lima sempurna) sudah terpenuhi Lha susunya? cuma itu yang kurang.
Sambil makan aku membayangkan, aku seperti nasi dalam box itu, salah satu penghuninya, harus berbagi tempat dengan yang lain. Aku hanya bebas berselancar dalam box itu tanpa boleh keluar batasnnya di kanan kiri atas bawah ada dinding yang membatasi. Setelah ditutup lantas ditumpuk dengan dus-dus lainnya yang juga isinya sama, terus-terus ke atas, tersusun membentuk piramid. Piramida kehidupan atau lebih tepatnya piramida pe-kelas-an. Bagian paling bawah adalah yang terberat dengan resiko penyok dan hancur paling besar, dan isinya pun bisa terbuang sia-sia.Ataupun probabilitas basi-nya paling tinggi
Rasanya hingga saat ini (jaman modern) kita masih terbagi dalam kelas-kelas dalam kotak-kota (boxes) dan membentuk piramid-penguasa. Bukan secara implisit namun sudah teran-terangan, human right dikesampingkan. Saat ini coba kita bicara diri kita sendiri, bukan bicara dalam skala internasional. Secara tidak langsung kita mengkota-kotakan orang, tidak harus dengan kalimat-kalimat, hardikan ataupun tindakan separatis lainnya. hanya dengan tatapan-pun sudah menggambarkan bahwa kita melakukan peng-kelas-an. Bagaimana caranya? Apakah pernah kita menatap jijik pada orang lain. Pemulung, gelandangan, penemis, orang berpenyakitan ataupun banci? Apakah kita lebih baik dari mereka? Itu adalah klasfikasi. Dalam skala masyarakat, kita telah memisahkan golongan, terpelajar dan tak terpelajar, kaum prasejahtera, ekonomi lemah, menengah,bahkan normal ataupun tidak normal. Percayalah tidak ada yang mau dilahirkan menjadi miskin dan bodoh tanpa akses pendidikan dan fasilitas umum lainnya. Bicara dalam skala negara, peng-kelas-an itu makin nampak, dan rasanya semua menjadi wajar saja dan tidak perlu ada perubahan atau perbaikan. Box-box sudah dibuat dan pyramida sudah terjadi tinggal memelihara saja biar seleksi alam terjadi dengan sendirinya

0 komentar: