Sedih...... Itu rasaku yang muncul tengah malam kemarin, sedih karena aku terlambat menyesal dan kemudian instropeksinya. Bagaimana seharusnya? Salah yang berulang sangat manusiawi, tapi karena humanism itu akankah tetap melakukan salah dan kemudian terlambat menyadarinya? Aku telah memasang sebuat alat dalam maya benakku, suatu daftar yang bisa ditabulasikan untuk menghitung berapa kali error terjadi dan berapa kali instropeksi terjadi. Sesal dan instropeksi datang saat sadar dan malah kecenderungan saat emosi menukik tajam jatuh kedalam jurang. Kealpaan terjadi dalam sadar dan nikmat kita yang mengawang tinggi seolah tak berbatas. Bagaimana caranya untuk melakukan persilangan pada kedua bagian tersbut? yaitu saat sesal dan instropeksi mendatangi adalah waktu berada dalam posisi paling tinggi dan paling akbar dengan kestabilan emosi dan dengan sadar pula berkata bahwa yang manusiawi adalah yang melakukannya, sednagkan yang tidak manusiawi adalah yang mengabaikannya.
Manusia yang cerdas adalah manusia yang tidak melakukan kesalahan yang berualang. Tapi ternyata aku melakukannya terus, kesalahan karena aku ingin di anggap ada sebab ternyata dianggap ada itu penting dan ketika aku mencoba membantu. Mungkin aku masih terlalu lugu polos dan diam saja sehingga semakin teraniaya, ataukah semua kesalahan itu adalah kewajaran?
Rabu, 22 April 2009
KESALAHAN YANG BERULANG
Diposting oleh supriyanto danurejo di 22.36
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar